Langsung ke konten utama

Macam-macam Inferensi

Macam-macam Inferensi
Ada dua macam inferensi (penarikan
kesimpulan), yaitu :
1) Inferensi Induksi
2) Inferensi Deduksi

Inferensi Induksi
• Penarikan kesimpulan (inferensi) dari premis
terhadap konklusinya bisa benar tetapi juga
bisa salah, karena premisnya masih
“mungkin”. Inferensi dari premis menuju
konklusi yang hanya berdasarkan atas
kemungkinan saja dinamakan inferensi
induksi.

Contoh
1) Semua angsa yang saya lihat warnanya putih
2) Saya telah melihat banyak angsa
3) Jadi, semua angsa warnanya putih
Pernyataan (1) dan (2) merupakan premispremis, dan sepintas seperti argumen yang
baik, karena premis-premisnya memberi
akibat yang logis terhadap konklusinya,
meskipun baru berupa sesuatu yang
“mungkin”

Inferensi Deduksi
Penarikan kesimpulan (inferensi) argumen
yang tepat tanpa berdasarkan kemungkinan
disebut inferensi deduktif.

Contoh
1) Semua manusi akan meninggal dunia
2) Romianti adalah seorang manusia
3) Jadi, Romianti akan meninggal dunia
Pernyataan (1) dan (2) merupakan premispremis yang benar dan jelaslah bahwa
konklusinya juga benar, karena tidak ada
kemungkinan lain selain “Romianti akan
meninggal dunia”.

Kesimpulan
• Pada argumen induktif, konklusinya
merupakan akibat dari premis-premis yang
masih merupakan kemungkinan belaka,
sedangkan dalam argumen deduktif premispremisnya benar-benar mengakibatkan
terjadinya konklusi secara pasti.

Catatan
• Argumen deduktif tidak selalu merupakan
pernyataan-pernyataan yang tepat makna atau
isinya. Jadi pernyataan dalam argumen boleh saja
merupakan pernyataan yang “mungkin” atau
pernyataan yang “artinya salah”.
Yang diperhatikan adalah “relasi” yang
menghubungkan antara premis dan konklusinya,
dan bukan atas isi atau makna yang terkandung
didalamnya.

Perhatikan contoh berikut
1) Jika Nurmaida melakukan “anu”, maka
masyarakat mungkin akan mencelanya
2) Ternyata Nurmaida melakukan “anu”
3) Jadi masyarakan mungkin akan mencelanya
Pada contoh di atas, konklusinya merupakan
suatu kemungkinan. Namun pada argumen
ini konklusinya benar jika premis-premisnya
juga benar. Jadi argumen seperti ini
merupakan argumen deduktif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

metode goresan atau spread plate method

metode goresan atau spread plate method proses penanaman bakteri hanya dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan di permukaan media saja. pada metode goresan atau spread plate, bakteri hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja, sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian media. Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara lain: 1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan media. Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas gores...

Prosedur Uji Salmonella

Prosedur Uji Salmonella Untuk melakukan deteksi cemaran Salmonella pada produk makanan, ada beberapa metoda yang direkomendasikan untuk digunakan oleh industri maupun laboratorium analisa lainnya. Salah satunya adalah metoda yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Internasional, yaitu Standar ISO 6579 : 2002 Microbiology of food and animal feeding stuffs -- Horizontal method for the detection of Salmonella spp. Dalam metoda ISO 6579 : 2002 ini terdiri dalam tiga tahapan, tahap pertama adalah pre-enrichment, tahap kedua adalah selective enrichment, dan tahap ketiga adalah isolasi pada media agar selektif. Tahap pre enrichment menggunakan media kultur cair yaitu Buffered Peptone Water (BPW). Pre-enrichment pada media kultur cair berfungsi untuk memperbaiki kondisi bakteri yang injured.Tahapan kedua adalah melakukan selective enrichment pada 2 jenis media kultur cair, yaitu Rappaport Vassiliadis Salmonella Enrichment Broth (RVS) dan Muller Kaufman Tetrathionate Novobiocin...

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya Penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. a. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan, objek, atau peristiwa secara apa adanya. b. Penelitian inferensial, yaitu tidak hanya melukiskan peristiwa saja, tetapi juga menarik kesimpulan umum dari masalah yang diteliti.