Batuan Intrusi / Batuan Plutonik
Proses terbentuknya batuan beku intrusi atau disebut juga batuan plutonik, sangat
berbeda dengan kegiatan batuan beku ekstrusi atau disebut juga batuan vulkanik,
proses ini berbeda karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis batuan
ini. Tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku, berdasar bentuk dasar dari
geometri nya adalah:
1. Bentuk tidak beraturan
2. Bentuk tabular
3. Bentuk pipa
Dimana kontak diantara batuan intrusi dengan batuan yang di intrusi atau daerah
batuan, bila sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut konkordan.
Bila bentuk kontaknya kontras disebut diskordan atau memotong dari lapisan masa
batuan.
1. Bentuk tidak beraturan pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya
memiliki bentuk yang jelas di permukaan bumi. Penampang melintang dari
tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan) memperlihatkan bentuk
yang sangat besar dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. Bentuk
pluton biasanya dimiliki oleh batolit, singkapan di permukaan memiliki luas
sampai 100 km2. Sedangkan stok memiliki sifat yang hampir sama dan hanya
di ukurannya saja yang jauh berbeda. Felsik batolit banyak terlihat di
kepulauan Riau atau pulau Sumatera dan Kalimantan, salah satu contoh yang
paling baik yang terdapat di indonesia adalah intrusi granit di pulau Karimun
(Riau).
2. Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike
(retas) mempunyai bentuk diskordan dan sill mempunyai bentuk konkordan.
Dike adalah intrusi yang memotong bidang perlapisan dari batuan induk.
Kadang-kadang kontak hampir sejajar, akan tetapi perbandingan antara
panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di lapangan dari dike dapat
berukuran sangat kecil dan dapat berukuran sangat besar.
3. Sill adalah lempengan batuan beku yang di intrusikan diantara dan sepanjang
lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa mm sampai
beberapa kilometer. Penyebaran ke arah lateral sangat luas, sedangkan
penyebaran ke arah vertikal sangat kecil .
Variasi khusus dari sil yaitu lakolit, bentuk batuan beku yang merupai sill akan
tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarnya
dan bagian atasnya melengkung.
Sedangkan lapolit, adalah bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk
seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan
dibawahnya lentur.
4. Tipe ketiga dari tubuh, relatif memiliki tubuh yang kecil, hanya pluton-plutonnya
diskordan. Bentuk yang khas dari group ini adalah intrusi-intrusi selinder atau
pipa. Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gunung api tua, biasa
disebut vulkanik nek (teras / leher gunung api). Sedangkan vulkanik neck itu
sendiri adalah suatu masa batuan beku yang berbentuk selinder, kemungkinan
berukuran besar, tetapi kedalamannya tidak diketahui. Masa batuan beku ini
mengisi saluran gunung api, umumnya mempunyai sumbu tegak lurus atau
condong ke arah tegak.
Proses erosi mengakibatkan batuan di sekelilingnya hanyut terbawa air,
sedangkan sumbat gunungapi yang lebih tahan terhadap erosi akan
membentuk topografi yang menonjol.
Jadi teras gunung api (vulkanik nek) adalah sisa-sisa gunungapi.
Salah satu contoh yang ada di jawa adalah didaerah Purwakarta dan Plered
dekat kota Cirebon, Jawa Barat.
Batuan intrusi memiliki butiran yang kasar dan kandungan kimianya sejenis dengan
ava. Pembagian besar butir untuk batuan beku, adalah butiran kasar dengan rata-rata
besar butir lebih besar dari lima milimeter, sedangkan butiran halus dengan butiran
sedang dengan ukurang dari satu sampai lima milimeter.
Proses terbentuknya batuan beku intrusi atau disebut juga batuan plutonik, sangat
berbeda dengan kegiatan batuan beku ekstrusi atau disebut juga batuan vulkanik,
proses ini berbeda karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis batuan
ini. Tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku, berdasar bentuk dasar dari
geometri nya adalah:
1. Bentuk tidak beraturan
2. Bentuk tabular
3. Bentuk pipa
Dimana kontak diantara batuan intrusi dengan batuan yang di intrusi atau daerah
batuan, bila sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut konkordan.
Bila bentuk kontaknya kontras disebut diskordan atau memotong dari lapisan masa
batuan.
1. Bentuk tidak beraturan pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya
memiliki bentuk yang jelas di permukaan bumi. Penampang melintang dari
tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan) memperlihatkan bentuk
yang sangat besar dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. Bentuk
pluton biasanya dimiliki oleh batolit, singkapan di permukaan memiliki luas
sampai 100 km2. Sedangkan stok memiliki sifat yang hampir sama dan hanya
di ukurannya saja yang jauh berbeda. Felsik batolit banyak terlihat di
kepulauan Riau atau pulau Sumatera dan Kalimantan, salah satu contoh yang
paling baik yang terdapat di indonesia adalah intrusi granit di pulau Karimun
(Riau).
2. Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike
(retas) mempunyai bentuk diskordan dan sill mempunyai bentuk konkordan.
Dike adalah intrusi yang memotong bidang perlapisan dari batuan induk.
Kadang-kadang kontak hampir sejajar, akan tetapi perbandingan antara
panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di lapangan dari dike dapat
berukuran sangat kecil dan dapat berukuran sangat besar.
3. Sill adalah lempengan batuan beku yang di intrusikan diantara dan sepanjang
lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa mm sampai
beberapa kilometer. Penyebaran ke arah lateral sangat luas, sedangkan
penyebaran ke arah vertikal sangat kecil .
Variasi khusus dari sil yaitu lakolit, bentuk batuan beku yang merupai sill akan
tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarnya
dan bagian atasnya melengkung.
Sedangkan lapolit, adalah bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk
seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan
dibawahnya lentur.
4. Tipe ketiga dari tubuh, relatif memiliki tubuh yang kecil, hanya pluton-plutonnya
diskordan. Bentuk yang khas dari group ini adalah intrusi-intrusi selinder atau
pipa. Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gunung api tua, biasa
disebut vulkanik nek (teras / leher gunung api). Sedangkan vulkanik neck itu
sendiri adalah suatu masa batuan beku yang berbentuk selinder, kemungkinan
berukuran besar, tetapi kedalamannya tidak diketahui. Masa batuan beku ini
mengisi saluran gunung api, umumnya mempunyai sumbu tegak lurus atau
condong ke arah tegak.
Proses erosi mengakibatkan batuan di sekelilingnya hanyut terbawa air,
sedangkan sumbat gunungapi yang lebih tahan terhadap erosi akan
membentuk topografi yang menonjol.
Jadi teras gunung api (vulkanik nek) adalah sisa-sisa gunungapi.
Salah satu contoh yang ada di jawa adalah didaerah Purwakarta dan Plered
dekat kota Cirebon, Jawa Barat.
Batuan intrusi memiliki butiran yang kasar dan kandungan kimianya sejenis dengan
ava. Pembagian besar butir untuk batuan beku, adalah butiran kasar dengan rata-rata
besar butir lebih besar dari lima milimeter, sedangkan butiran halus dengan butiran
sedang dengan ukurang dari satu sampai lima milimeter.
Komentar
Posting Komentar