Langsung ke konten utama

Media agar Bismuth Sulfite, Media Brilliant Green Agar, Media Xylose-Lysine-Desoxycholate Agar, Triple Sugar Iron Agar, Hektoen Enteric Agar

1) Media agar Bismuth Sulfite
Media ini merupakan media yang sangat spesifik untuk isolasi
Salmonella typhii dan spesies lain. Adanya bismuth sulfite dan brilliant
green dapat menghambat pertumbuhan gram positif dan koliform.
Adanya Sulfit dalam media akan diubah menjadi H2S yang berperan dalam mengendapkan besi, sehingga koloni berwarna coklat hitam
dengan kilap logam. Media ini sangat cocok digunakan pada tahap awal
untuk memilahkan Salmonella dari mikroba lain. Sedangkan mikroba
lain yang tumbuh terutama Pseudomonas dapat dipilah dengan media
lain

2) Media Brilliant Green Agar
Media ini mengandung brillian green yang sangat baik untuk
menghambatpertumbuhan e coli dan bakteri yang memfermentasi
sukrosa dan laktosa. Garam empedu berperan menghambat bakteri
untuk batang gram negatif. Media ini sangat selektif untuk isolasi
Salmonella sp. Salmonellatyphii akan berwarna merah dikelilingi zona
merah. Bakteri lain yang akan menyerupai Salmonella adalah bakteri
Pseudomonas. Untuk menetapkan apakah itu Salmonella atau
Pseudomonas, diperlukan konfirmasi dengan media lain.

3) Media Xylose-Lysine-Desoxycholate Agar
Media ini digunakan untuk isolasi Salmonella dan memilah organisme
lain dengan cara memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan
produksi H2S. fermentasi xylose sangat lazim bagi kebanyakan
organisme enteric kecuali Shigella, Provindencia, dan Edwardsiella.
Pada media ini, Salmonella akan membentuk koloni merah dengan inti
hitam, sedangkan Pseudomonas tumbuh dengan warna merah dan
Eschericia berwarna kuning. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada
media ini antara lain Arizona, Proteus, Aerobacter, Klebsiella, dan
Citrobacter. Namun, media ini kurang tepat jika digunakan pada tahap
awal identifikasi Salmonela, sehingga media ini lebih baik digunakan
untuk tahap konfirmasi kontaminan Salmonella.

4) Triple Sugar Iron Agar
Triple Sugar Iron Agar merupakan media diferensial yang terdiri dari
laktosa, sukrosa, dekstrosa, fero sulfat, dan indicator pH phenol red.
Media ini digunakan untuk memilah mikroorganisme yang memiliki
kemampuan untuk mendegradasi sulfur dan memfermentasi
karbohidrat. Dengan adanya fermentasi phenol red, jika
mikroorganisme tidak dapat memfermentasi ketiga jenis gula (sukrosa,
laktosa, glukosa) yang ada dalam media, maka media akan berubah
menjadi warna kuning. Jika mikroorganisme hanya dapat
memfermentasi dekstrosa, sebagian kecil dekstrosa yang tersisa dalam
media digunakan oleh mikroorganisme dalam 10 jam pertama proses
inkubasi. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan
menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan
perubahan phenol red (media merah) menjadi kuning.

5) Hektoen Enteric Agar merupakan media selektif diferensial.
Media ini terdiri dari bile salt agar yang berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif, sehingga diharapkan hanya
Salmonella yang tumbuh pada media ini. Media ini juga digolongkan
sebagai media diferensial karena dapat membedakan bakteri
Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis
karbohidrat pada media, yaitu laktosa dengan komposisi tertinggi,
glukosa, dan salisin. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa
sehingga asam yang dihasilkan sedikit karena fermentasi hanya berasal

dari glukosa. Hal ini yang menyebabkan Salmonella berwarna hijau
kebiruan karena asam yang dihasilkan bereaksi dengan indicator yang
ada pada media yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.

Pada gambar tersebut dapat kita lihat bahwa media yang ditumbuhi
Salmonella terdapat titik hita pada koloni bening Salmonella. Titik
hitam tersebut merupakan hasil dari fermentasi karbohidrat berupa
H2S. Seluruh spesies akan menunjukkan hasil yang serupa kecuali
Salmonella typhii yang memproduksi H2S dalam jumlah yang sedikit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Kapang

Kapang memiliki berbagai peran dalam kehidupan. Ada kapang yang bersifat menguntungkan ataupun merugikan. Beberapa jenis kapang yang penting dalam mikrobiologi pangan antara lain: 1) Rhizopus Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu, kapang ini juga sering dijumpai pada sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti adalah Rhizopus stolonifer dan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan, Rhizopus juga berperan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi, misalnya Rhizopus Oligosporus dan Rhizopus Oryzae yang digunakan dalam fermentasi tempe dan oncom. Morfologi rhizopus dapat dilihat pada gambar dibawah ini Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri Rhizopus antara lain: a. Hifa nonseptat b. Mempunyai stolon dan rhizoid yang berwarna gelap jika sudah tua c. Sporangiofora tumbuh pada titik dimana terbentuk juga rhizoid d. Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam e...

Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia

  Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia   Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembunuhan, perampokan yang disertai pembunuhan, penyiksaan, dan tindakan sejenis lainnya. Selain itu, contoh-contoh yang lebih ringan namun tetap termasuk pelanggaran HAM juga sering ditemui, seperti seorang pembantu rumah tangga yang dicaci maki oleh majikannya karena melakukan kesalahan atau seorang siswa yang dihardik oleh teman-temannya. Setiap manusia memiliki hak asasi, namun hak asasi yang dimiliki oleh seseorang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Oleh karena itu, tidak seorang pun diperbolehkan melanggar hak asasi orang lain. Namun, dalam kenyataannya, manusia seringkali melupakan batasan ini dan bertindak sewenang-wenang, melanggar hak orang lain demi kepentingannya sendiri.   Pelanggaran HAM dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:   Faktor Internal Faktor internal adalah dorongan untuk melakukan pelangga...

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praktis Sila-Sila Pancasila

  Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praktis Sila-Sila Pancasila   Nilai praksis merupakan realisasi dari nilai-nilai instrumental yang tercermin dalam pengalaman hidup sehari-hari. Nilai praksis Pancasila terus berkembang dan dapat mengalami perubahan serta perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal ini karena Pancasila adalah ideologi yang terbuka. Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Realisasi ini dapat terjadi jika setiap warga negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Sikap positif tersebut antara lain dapat dilihat dalam penerapan sila-sila Pancasila berikut: 1.       Ketuhanan Yang Maha Esa a.     Hormat-menghormati dan bekerja sama antar umat beragama: Menciptakan kerukunan hidup di tengah perbedaan keyakinan. b. ...